Sampai dengan saat ini, entah ada berapa juta font yang ada di muka bumi dan bisa kita gunakan untuk berbagai keperluan baik penulisan isi buku maupun untuk berbagai keperluan desain grafis dan DesKomVis. Jika Anda baru saja membeli komputer, di komputer Anda juga akan otomatis terdapat puluhan bahkan ratusan font yang bisa Anda pilih. Namun seringkali ada beberapa font saja yang disarankan sebagai defaoul. Misalnya pada sistem operasi Windows, jika Anda menggunakan MS Office, maka otomatis ketika membuka file baru untuk menulis, Microsoft telah memilihkan calibri sebagai font default. Namun, demikian, berbagai keperluan tulis menulis formal masih menyarankan Times New Roman sebagai font RESMI untuk keperluan penulisan karya ilmiah, korespondensi resmi dan sebagainya.
Pada prinsipnya font digolongkan menjadi dua : yaitu serif dan san serif. Serif itu ujungnya lancip sedang san serif yang tumpul. San serif yang terkesan tegas, akan memberi efek lambat dalam membaca. Oleh karenanya buku2 akademik, buku pelajaran disarankan memakai ini, misalnya arial, calibri, tahoma, verdana dan sebagainya. Sedangkan serif yang ujungnya lancip, akan memberi efek membaca lebih cepat. Ini tepat untuk buku-buku yang perlu dibaca secara menerus dan cepat, misalnya koran, buku novel, kisah sejarah dan sebagainya. Namun ada pula pendapat yang menyampaikan bahwa font lancip cocok untuk media kertas cetak, sedang yang tumpul dan tegas (san serif) cocok untuk media elektronik.
Selama ini penerbit garudhawaca menyarankan font CAMBRIA, yang memiliki bentuk utama tegas namun sedikit ada sentuhan serifnya. Ini sebagai jalan tengah mengingat buku-buku garudhawaca diterbitkan baik dalam format cetak maupun ebook. Jadi biar sekali lay out bisa untuk dua format.
Nah, Kini Garudhawaca ingin coba mengikuti pendapat beberapa desainer dan layouter buku kelas international yang menyarankan font yang berbeda untuk tema-tema berbeda. Jadi, jika Anda ingin menulis dan diterbitkan Garudhawaca, silakan simak daftar font berikut ini dan gunakan di buku karya Anda.
PUISI — Candara.
JIka Anda menulis karya puisi, maka cobalah set menggunakan font CANDARA. Font ini memilki sentuhan lekuk yang tidak begitu tegas namun menyarankan suatu keseriusan sekaligus suasana yang non formal.
FIKSI SASTRA — Baskerville.
Yap. Gunakan font Baskerville untuk karya-karya fiksi sastra kelas berat nan serius. Font ini dari golongan sherif, yang menyeret pembaca untuk membaca lebih cepat dan terus menerus.
FIKSI Romantik — Sabon.
JIka Anda menulis karya fiksi seperti novel atau cerpen dalam tema-tema cinta dan romantika, gunakan font Sabon.
FIKSI Thriller, dan Action — Garamond.
Font ini umumnya sudah ada sebagai font bawaan untuk MS Word. Runcing dan cenderung tipis. Mengesankan misteri dan memberi warning perlunya kewaspadaan dalam membacanya … hiiiii,…. ngeriiii…
WACANA SASTRA, KEBUDAYAAN — Caslon.
Caslon diniliai cocok mewakili keluasan pikiran dan kebijaksanaan dalam buku-buku wacana sastra dan kebudayaan.
AGAMA, SOSIAL POLITIK, SEJARAH — Utopia.
Sebagaimana artnya, utopia adalah impian, impian tentang tatanan yang sempurna, sebagaimana cita-cita agama dan politik serta gejolak sejarah sekalipun. Gunakan Utopia untuk buku di tema ini.
BISNIS, IT, Akademik — Cambria
Nah, kita tidak meninggalkan Cambria. Gunakan kesan serius dan berani dalam goresan cambria ini untuk buku-buku bertema bisnis, wirausaaha, komputer dan IT serta buku-buku teks akademis.
Nah itulah saran font untuk memoles buku Anda agar lebih enak dibaca. Mengenai ukuran, silakan Anda mengira-ira sendiri. Janga terlalu besar, jangan terlalu kecil. Redaksi menyarankan ukuran berkisar antara 10.5 – 11 point dengan spasi Exactly 15-17… silakan Anda coba-coba aja dulu. Oh ya, saran font itu berlaku untuk teks isi dalam tiap paragraf buku Anda. Jika Anda merasa perlu memberi variasi pada judul bab dan sub bab, tentu boleh-boleh saja. @Penerbit Garudhawaca